PAPUA, BeritaBhayangkara.com – Tanah Papua merupakan tanah yang subur, Satgas Yonmek 521/DY mencoba merintis Agrobisnis Labu Madu untuk masyarakat yang ada di perbatasan RI-PNG tersebut.
Demikian disampaikan Dansatgas Pamtas Yonmek 521/DY Letkol Inf Andi A Wibowo dalam rilis tertulisnya, Minggu (17/2/2019).
Dijelaskan Dansatgas, salah satu Kompi Satgasnya yang berada di Kampung Kuler, bersama masyarakat setempat sedang merintis budidaya Labu Madu sebagai Agrobisnis di wilayah tersebut.
“Kuler merupakan salah satu kampung yang terletak di Kabupaten Merauke, di bagian Distrik Naukenjerai,”terangnya.
“Daerah ini terletak dekat pantai, dengan kontur tanah yang subur,”tambahnya.
Berdasarkan kondisi itu, anggotanya dibawah pimpinan Kapten Inf Prayitno mencoba melakukan inovasi, menanam Labu Madu yang dianggap sesuai dengan tekstur tanah dan ketersediaan air.
“Labu Madu, selain cepat dan menguntungkan, perawatannya lebih mudah dan prospektif untuk untuk dijadikan usaha keluarga maupun kelompok tani,” ungkap Dansatgas.
“Disana (Kampung Kuler), pada umumnya petani Padi. Namun tentunya tidak semua bisa ditanam padi, sehingga itu yang kita coba manfaatkan untuk budidaya Labu Madu,”tambahnya.
Lebih lanjut, lulusan Akmil 2001 ini, menyampaikan bahwa prospek Labu Madu tidak hanya karena usia panennya saja, melainkan telah jadi buah favorit dan memiliki nilai jual hingga ekspor.
“Rasa manis, lembut dan kandungan vitamin A dan beta carotenen cocok untuk penderita diabetes, kolesterol bahkan kanker,”ujarnya.
“Bahkan, bagi ibu-ibu saja jadi pilihan untuk kesehatan keluarga, makan pendukung asi dan diet, serta nutrisinya tinggi” tambahnya.
Sementara itu, Danki Satgas, Prayitno, mengutarakan bahwa jika panen, setiap batang pohon bisa menghasilkan sekitar 7 buah dengan berat masing-masing sekitar 1-5 kg.
“Dengan masa panen cepat, setiap batang bisa menghasilkan antara 7-35 kg, ditambah. harganya berkisar Rp. 10.000, maka dari 1 batang bisa dijual sekitar Rp.70 Ribu sd. Rp.350 Ribu,”tegasnya.
“Ini tentu dapat membantu, warga dalam meningkatkan ekonomi mereka. Selain itu, letak kampung ini yang berada di pesisir, bisa jadi bagian agrowisata yang menarik,”imbuhnya.
Terkait inovasinya tersebut, Prayitno sudah membantu menanamkan Buah Labu di 40 rumah.
“Kita tanam di pekarangan rumah warga, dan sekarang sudah mulai berkembang dengan baik, semoga kedepannya bisa koordinasikan dengan pemerintah, baik terkait pengembangannya termasuk diintegrasikan sebagai sektor wisata dan bila memungkinkan dijual ke daerah lain atau diekspor,”tuturnya.
“Kita, disini tidak lama, sehingga dari mulai sekarang mereka dapat mengelola secara mandiri. Bagi kita, cukup dengan mendengar tentang keberhasilan warga saja,”imbuhnya serius.
Ditempat terpisah, seorang warga, Eis Wanggau (32 tahun) yang pekarangannya ditanami oleh Satgas, sangat berterima kasih dan berharap apa yang dirintis Satgas dapat sesuai harapan.
“Kalau bisa berjalan dengan sangat baik, roda perekonomian warga pasti berkembang melalui budidaya Labu Madu itu,” tukas Eis Wanggau.
Pewarta : Putri