SURABAYA, BeritaBhayangkara – Forkopimda Jatim menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Covid-19 dan Penanganan Kedatangan Pekerja Migran Indonesia di Jawa Timur, Senin (24/1/2022) di Convention Hall Mall Grand City Surabaya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kajati Jatim Mohamad Dofir, secara langsung memimpin rakor yang dihadiri oleh seluruh Bupati, Pejabat utama Polda Jatim, Pejabat utama Kodam/V Brawijaya, Danrem 084/ Bhaskara Jaya, Danlantamal V Surabaya, Danlanal Malang, Danlanal Banyuwangi, Danlanal Batuporon, Dirut. RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jatim, Forkopimda Kota dan Kab seluruh Jawa Timur. Dengan dipandu oleh moderator Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak.
Pertama, Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim dr. Jony Wahyuhadi menyampaikan paparan mengenai varian covid-19 jenis Omicron di Jatim. Oleh karena itu, hal ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi puncak pasien yang terpapar Covid-19.
“Risiko penularan Covid-19 varian Omicron ini lebih banyak berasal dari transmisi lokal artinya terjadi penularan di masyarakat. Meski antibodi sudah terbentuk karena telah mendapatkan vaksin tetapi protokol kesehatan juga harus diberlakukan secara ketat,” kata Jony.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan puncak Covid-19 varian Omicron sekitar Maret 2022.
Beberapa kota yang berpotensi menjadi lonjakan Covid-19 di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Matraman oleh karena itu adanya koordinasi yang solid dari seluruh stakeholder terkait.
“Diperlukan penerapan protokol kesehatan yang ketat mengingat saat ini aktivitas masyarakat yang cukup tinggi. Diwajibkan pengecekan aplikasi peduli lindungi di beberapa tempat wisata, mall, maupun tempat berkumpulnya masyarakat,” ucap Gubernur.
Selain itu Gubernur menyebut bahwa dalam penanganan PMI di Jatim yakni setiap PMI akan dipulangkan ke wilayahnya masing-masing bila sudah dipastikan kondisinya sehat.
“Akan dipulangkan setelah benar-benar sehat. Ini merupakan bentuk kami dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Jatim. Selain itu baik di sekolah maupun kampus yang sudah melaksanakan tatap muka juga wajib diberlakukan protokol kesehatan ketat,” pungkas Gubernur.
Sementara itu Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang telah bekerja dengan baik dalam penanganan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) di penerbangan pertama yang sudah berjalan lancar. Menurutnya, Satgas ini merupakan benteng terdepan dalam mengantisipasi masuknya Covid-19 di Jatim.
“Setiap titik penanganan telah bekerja dengan baik, sehingga dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan kesiapan satgas dalam menerima PPLN di Bandara Juanda sesuai dengan jadwal yang akan ditentukan,” kata Kapolda.
Kapolda juga menyebut bahwa pertahanan yang dilakukan oleh satgas ini harus diimbangi dengan penerapan testing dan tracing di wilayah Se-Jawa Timur. Hal ini dikarenakan sudah ditemukannya varian Omicron di berbagai wilayah di Jawa Timur melalui transmisi lokal.
“Kita sudah pernah berhasil melewati masa-masa gelombang 1 dan 2 Covid-19, jadikan pengalaman terdahulu sebagai persiapan langkah-langkah taktis jika terjadi kondisi kontinjensi penyebaran varian Omicron,” jelasnya.
Kapolda mengingatkan kepada anggotanya agar jangan pernah kendor atau bosan dalam menjaga masyarakat dari virus Covid-19 untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan Preemtif, Preventif, dan Represif yaitu Sosialisasi, Operasi Yustisi, Covid-19 Hunter, Vaksinasi, Tracing, Testing, PPKM Mikro, Isolasi Terpadu.
Ia juga meminta kepada polres jajaran agar segera mempercepat vaksinasi booster terhadap lansia, remaja, dan anak-anak. “Saya meminta kepada polres jajaran agar segera mengoptimalkan kemampuan dalam percepatan vaksin baik secara gerai vaksin maupun door to door. Kami juga membantu satgas penanganan kedatangan PMI di Jatim,” tutur Kapolda.
Sedangkan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto menjelaskan mengenai mekanisme penanganan kedatangan PMI sewaktu tiba di Bandara Juanda hingga menuju ke tempat karantina dan hotel.
“Kami kemarin menerima kedatangan 129 PMI, dan dua dinyatakan positif Covid-19. Setelah menjalani semua SOP selama di bandara baik pengecekan suhu, cek paspor dan visa, tes PCR baru yang hasilnya negatif menjalani karantina selama 7 hari. Saya minta kepada para Dandim agar PMI yang hasilnya negatif setelah karantina agar dijemput dan diantar ke wilayahnya masing-masing,” pungkas Pangdam. (**)