MALINAU, BeritaBhayangkara.com – Setelah meninjau jalan perbatasan di Kabupaten Nunukan, Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dengan mengunjungi Kabupaten Malinau, Kamis, 19 Desember 2019. Kunjungan ke Malinau ini merupakan yang pertama kali bagi Presiden Jokowi.
Dari Bandara Yuvai Semaring, Kabupaten Nunukan, Presiden Jokowi lepas landas menggunakan helikopter Super Puma TNI AU dan mendarat di Bandara Malinau Robert Atty Besing, Kabupaten Malinau.
Setibanya di Bandara Malinau, Presiden Jokowi disambut Tetua Adat Dayak Kenyah. Presiden kemudian menerima dan memakai pakaian adat Dayak serta topi adat Dayak Kenyah yang diserahkan oleh Tetua Adat Dayak Kenyah beserta 11 ketua suku yang ada di Kabupaten Malinau.
Kepala Negara kemudian menuju sebuah rumah makan di Kabupaten Malinau. Menurut Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, sepanjang perjalanan menuju ke rumah makan, masyarakat Malinau tumpah ruah ke jalan menyambut Presiden dengan antusias.
“Hampir semua penduduk Kota Malinau, kalau saya perkirakan separuh dari 40 ribu berarti 20 ribu (penduduk), itu keluar. Padat sekali tadi. Dari bandara sampai menuju restoran Batam tempat makan,” kata Gubernur Kaltara.
Sambutan hangat masyarakat Malinau juga terlihat dalam perjalanan pulang dari rumah makan kembali ke bandara. Tak sedikit warga yang meminta untuk berfoto bersama dengan Kepala Negara. Seperti biasa, Presiden pun menyempatkan untuk turun dan menyapa warga yang telah menantinya.
Tinjau Potensi Hydro Power
Dalam perjalanan kembali ke Kota Tarakan, Presiden Joko Widodo meninjau potensi hydro power dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI-AU. Menurut Gubernur Kaltara yang mendampingi Presiden dalam peninjauan, ada dua titik lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ditinjau Presiden, yakni Kayan I dan Kayan II.
“Pulang dari Malinau kita meninjau titik lokasi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan I dan Kayan II,” ungkapnya.
PLTA Kayan tersebut berpotensi menghasilkan kapasitas listrik sebesar 9.000 megawatt dari lima bendungan yang akan dibangun secara bertahap. PLTA ini akan dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, serta untuk menambah ketahanan energi nasional.
Selain Sungai Kayan, potensi hydro power di Kalimantan Utara juga terdapat di Sungai Mentarang. PLTA Mentarang memiliki potensi kapasitas listrik sebesar 1.375 megawatt.
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis, 28 November 2019 lalu menyampaikan pentingnya mencari sumber-sumber energi baru. Potensi hydro power yang dimiliki Sungai Kayan merupakan salah satu sumber energi baru tersebut.
“Kalau yang namanya Sungai Kayan dibendung, ada 10 titik di situ, dan dipakai untuk hydro power pembangkit listrik tenaga air, muncul biayanya hanya 2 sen. Kalau kita pakai batu bara bisa 6-7 sen. Siapa yang bisa melawan angka 2 sen ini? Semuanya akan berbondong-bondong ke sini. Saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur, ini akan kita mulai. Karena dari sini lah kita memiliki competitiveness, memiliki daya saing,” kata Presiden saat itu.
Pewarta: Damar