RIAU, BeritaBhayangkara.com – Sesuai dengan informasi atau prediksi dari BMKG, bahwa musim kemarau tahun 2020 ini cukup panjang dimulai sejak pertengahan Maret sampai dengan bulan Oktober, berpotensi terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang disebabkan oleh faktor manusia dan alam.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. dihadapan 149 peserta Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Rakor Karhutla) jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) se-Provinsi Riau, bertempat di Gedung Daerah Pauh Janggi, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Rabu (12/2/2020).
Panglima TNI mengingatkan dengan adanya kemarau yang panjang apabila tidak segera menyiapkan dan mengantisipasi, maka potensinya sangat kuat untuk bisa terjadi kebakaran hutan. Beberapa upaya yang sudah disiapkan dalam rangka menghadapi kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Riau, yaitu sudah adanya Posko Terpadu yang akan menerima dan memberikan informasi-informasi Karhutla di lapangan.
Adanya jaringan yang bagus antar komponen masyarakat, akan terjadi sinergi sampai ke daerah-daerah, sehingga setiap ada api pasti langsung bisa dipadamkan oleh unsur masyarakat, mahasiswa, ormas-ormas termasuk satuan-satuan komponen masyarakat lainnya. Bukan hanya TNI dan Polri saja yang memiliki kewajiban untuk memadamkan api, tapi kewajiban seluruh lapisan masyarakat.
Panglima TNI mengatakan akan menyebarkan kekuatan-kekuatan untuk membantu masyarakat sekaligus juga mencegah oknum yang akan melakukan pembakaran. TNI-Polri juga akan melakukan patroli rutin melalui udara dan di darat dalam rangka pengamanan jangan sampai terjadi kebakaran akibat ulah manusia.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa serta upaya yang kuat untuk menghalau agar kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 ini bisa ditekan sampai 0 %. Itu adalah upaya yang kita lakukan, paling tidak jangan sampai masyarakat di Provinsi Riau terganggu karena menghisap asap.
Diakhir pengarahannya, Panglima TNI menghimbau para tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh elemen masyarakat sekalian bersinergi untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan ini dengan dua kegiatan. Pertama, penegakan hukum dan kedua adalah bagaimana caranya mencegah terjadinya kebakaran hutan. Untuk itu, mari sama-sama berniat menyelamatkan hutan dan bumi demi masa depan cucu-cucu generasi penerus bangsa. (Damar)