PAPUA, BeritaBhayangkara.com – Minimnya guru yang menjadi tenaga pendidik di wilayah perbatasan RI – PNG, mendorong Satgas Pamtas Yonif Mekanis Raider (MR) terjunkan personelnya untuk mengajar.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif MR 411/Pandawa Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya S.Sos., M.Han., dalam rilis tertulisnya di Distrik Elikobel, Kabupaten Merauke, Papua, Minggu (4/8/2019).
Diungkapkan Dansatgas, seperti yang dilakukan Pos Rawabiru, pada Sabtu (3/8/2019), membantu mengajar di SD Negeri Inpres Rawabiru yang berada di Distrik Sotta.
“Selama ini sekolah tersebut hanya memiliki 5 orang guru yang aktif mengajar, sementara itu jumlah siswa mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 berjumlah 55 orang,” ujarnya.
“Melihat kondisi kurangnya guru di sekolah SD tersebut, mendorong Satgas ikut membantu sebagai guru bantu untuk mengajar anak-anak,” jelas Rizky Aditya.
Selain itu katanya, dalam proses belajar menurut pihak sekolah tidak berjalan dengan lancar, karena lokasinya cukup jauh sehingga guru pun mengalami kendala untuk datang.
“Beberapa personel kita terjunkan membantu mengajar dan mentransferkan pengetahuan kepada anak-anak sekolah yang berada di perbatasan,” jelasnya.
“Tekad lainnya adalah kita ingin menularkan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada generasi muda yang berada di ujung negara ini,” terang Dansatgas.
Sementara itu Kepala Sekolah SD Inpres Rawabiru, Ibu Helena Reyaan (38), mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh bapak TNI kepada anak-anak di sekolah ini.
“Kami sangat terbantu atas bantuan ini, karena selama ini sekolah kekurangan tenaga pendidik,” tuturnya.
Dirinya pun berharap, Satgas TNI rutin berkunjung ke sekolah ini untuk membantu mendidik anak-anak ini.
“Kehadiran bapak Satgas begitu membantu kami di sekolah ini, dan anak-anak pun kian semangat belajar karena sistem pengajarannya diselingi dengan permainan,” pungkasnya.
Pewarta: Putri