BANDUNG, BeritaBhayangkara.com – International Applied Military Psychology Symposium (IAMPS) di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, yang dihadiri Aspers Kasad Mayjen TNI AD Heri Wiranto, S.E,.M.M., M.Tr.(Han) dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mendukung akselerasi pembangunan Personel TNI AD yang profesional dan unggul.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Kadispsiad) Brigjen TNI Dr. Eri Radityawara Hidayat, MBA., MHRMC dalam rilis tertulisnya di Bandung, Jumat (17/5/2019).
Dijelaskan Kadispsiad, saat ini TNI AD tengah memasuki tahap kedua Reformasi Birokrasi TNI AD Bidang Personel, dimana dalam visi nya adalah mewujudkan Personel TNI AD yang Profesional dan Unggul.
“Terkait hal tersebut, Aspers Kasad beserta rombongan dari Dispsiad melaksanakan study banding untuk menggali kekinian penerapan illmu psikologi dalam kemiliteran oleh negara-negara peserta,”ungkapnya.
Dikatakan Eri, simposium yang berlangsung selama 5 hari tersebut dilaksanakan di Sarajevo ,Bosnia dan Herzegovina, dengan tema The Strength Of An Army Is Not In Its Weapons, Its Strength Is In Its People (Kekuatan dari suatu Angkatan Darat bukanlah pada persenjataannya, tetapi kekuatannya adalah pada manusianya). Personel Dispsiad yang mengikuti simposium ini adalah dirinya sendiri dan seorang Perwira Staf Dispsiad yaitu Kapten Inf Didon Permadi, M.Psi,.
“Selain untuk bertukar informasi, simposium ini juga untuk memberikan pengembangan terkini mengenai berbagai penerapan ilmu psikologi yang diterapkan di negara-negara para peserta,’’ ujarnya.
“Pada simposium tahun ini lebih menekankan akan pentingnya peran psikologi dalam menyiapkan dan meningkatkan kondisi kesehatan mental prajurit dan keluarganya, terutama dalam menghadapi tuntutan penugasan yang sangat kompleks dan penuh dengan tekanan,’’ imbuh Eri.
Selain itu, lanjut Eri, dalam simposium yang dibuka oleh Menteri Pertahanan Bosnia dan Herzegovina Marina Pendeš dan Ketua Misi IOM Peter Van der Auweraert tersebut juga dibahas empat topik besar yaitu kepemimpinan, pengukuran individu dan organisasi, resiliensi dan operasional stress, serta dukungan bagi keluarga militer dan veteran.
“Pada momen tersebut, TNI AD diberikan kesempatan untuk memaparkan tentang validitas hasil uji coba alat ukur psikologi,” tandasnya.
“Sebagai pemapar yaitu, Kapten Didon dengan judul Penggunaan alat ukur kepribadian Millon versi Indonesia untuk seleksi personil TNI-AD. Dari paparan tersebut, disimpulkan bahwa alat ukur yang telah diadaptasi ke dalam versi Indonesia, cukup valid dan dapat diterapkan sebagai alat deteksi perilaku dalam penugasan yang kompleks dan penuh tekanan.,”tambahnya.
Dengan keikutsertaan TNI AD pada simposium tersebut, lanjut Brigjen Eri dapat disimpulkan bahwa pemilihan personel militer merupakan hal yang esensial dan akan menunjang efektivitas kinerja.
“Selain itu, penyiapan prajurit yang akan ditugaskan dalam penugasan jangka panjang perlu memperhatikan kondisi psikologis sebelum penugasan, saat penugasan, serta setelah penugasan dengan pemeriksaan psikologis yang berkelanjutan,’’ terangnya.
“Selanjutnya adalah keluarga, karena keluarga merupakan support system yang utama bagi prajurit yang profesional dan unggul dalam menghadapi setiap kesulitan dalam penugasan ,’’ pungkasnya.
Dalam kunjungan delegasi TNI-AD, turut serta mendampingi antara lain Atase Pertahanan setempat, Kolonel Chb Sri Adi Trio Wahyu Pramono, dan delegasi juga diterima oleh Dubes RI untuk Bosnia & Herzegovina, Ibu Amelia Yani (putri Almarhum Jenderal Achmad Yani).
Pewarta: Putri