JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – “Belajar agama harus sampai ke intinya dan jangan cuma kulitnya saja”, ungkap Ketua Dewan Pakar Badan Pembina Rohani Mental Islam Nasional KH Ridwan Muhammad Yusuf pada acara kajian rohani Islam di Aula Markas Besar Bakamla RI, Gedung Perintis Kemerdekaan, Jl. Proklamasi No.56, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2019).
Untuk memperjelas pemahaman itu, Kiai Ridwan memberi contoh dengan memanggil personel Bakamla Serma Bakamla Indra dan bertanya, kapan kamu meninggal ? dengan sontak Indra menjawab tidak tahu kemudian Kiai Ridwan bertanya kembali sudah siapkah kalau besok kamu meninggal ? Dengan lesu Indra menjawab belum siap untuk dipanggil.
Dari ilustrasi tersebut Kiai Ridwan menjelaskan bahwa sebagaian dari kita belum selesai dalam pencarian dan masih sibuk dengan urusan duniawinya sehingga tidak siap kalau Allah memanggil kembali. Kita take of (lahir) dalam keadaan bersih dan sempurna sudah seharusnya saat kita landing juga sempurna. Kiai Ridwan mengilustrasikan 15 menit sebelum take of dan landing pesawat selalu ada announce supaya ada suatu persiapan. Hal ini selaras dengan jiwa kita perlu adanya proses pembersihan/penjernihan jiwa yang kotor sehingga pada akhirnya kita akan landing dengan sempurna dengan wajah surga.
Jabatan dan seragam itu janganlah menjadi kesombongan dalam diri kita. Setiap pemimpin nantinya akan diminta pertanggung jawaban bukan hanya dirinya tetapi juga anak buah yang dipimpinnya. “Apakah sudah membawa anak buah menunjukan wajah surga”, pungkasnya.
Diakhir kajiannya Kiai Ridwan berpesan, “jangan ijinkan anak-anak kita bergaul dengan orang yang rusak hatinya, jadikanlah pemuda-pemudi Bakamla sebagai motivator, belajar hal yang lain di dunia ini jangan hanya fokus pada pekerjaan dan kehidupan diri kita sendiri, lihat kiri dan kanan kita sehingga mendapatkan inspirasi betapa nikmatnya tentang kehidupan, dan terakhir, jadilah manusia bermental seperti laut berjiwa besar yang siap menjernihkan air-air sungai yang kotor,” tutup Kiai Ridwan.
Acara kajian rohani Islam ditutup dengan doa bersama. Pada akhir kegiatan, Kepala Bakamla RI Laksdya Bakamla A. Taufiq. R., mengatakan, “Bakamla adalah institusi berseragam sesuai dengan kewenangannya, tetapi jangan sampai ada kesombongan, jadikan seragam kita sebagai suatu kehormatan dan bekerjalah dengan hati yang jujur dan ikhlas”, tutup Taufiq.
Pewarta : Putri