MALUKU, BeritaBhayangkara.com – Untuk mendorong pemanfaatan potensi sumber daya lokal, Satgas Yonif 734/SNS menghadiri workshop bersama instansi terkait di Halmahera Utara. Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 734/SNS, Letkol Inf Edwin Charles, dalam rilis tertulisnya di Maluku, Sabtu (07/09/2019).
Dikatakan Edwin, workshop yang bertemakan ‘Kolaborasi Pengelolaan Mangrove dan Satwa Liar’, tersebut terselenggara berkat kerja sama Satgas 734/SNS (Pos Kao), Pemerintah Desa Kao serta Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PW AMAN) Maluku Utara.
Menurutnya, setelah beberapa kali berkunjung ke Desa Kao, wilayah tersebut mempunyai potensi hayati yang beragam, sehingga memiliki aspek nilai jual yang sangat tinggi pada sektor pariwisata.
“Selain hasil laut yang melimpah (terumbu karang), keunggulan wisata alam terbuka, perikanan, peternakan, serta budaya lokal setempat dapat menjadikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
“Belum lagi kepribadian serta keramahan masyarakatnya, yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan sehingga memungkinkan wilayah ini dapat dijadikan sebagai ekowisata,” terangnya.
Lanjut, Dansatgas, dengan pengembangan ekowisata, manfaatnya kedepan dapat dirasakan oleh warga, dimana memberikan kontribusi bagi Iingkungan dan masyarakat sekitar kawasan mangrove itu sendiri.
Sementara itu, Danpos Kao Sertu Johannis F.S., mengatakan, workshop ini sangat dinantikan oleh masyarakat.
“Sekarang masyarakat Kao mulai tersenyum, karena seluruh instansi mulai memperhatikan pengembangan pariwisata mangrove, asalkan dikelola secara baik dan benar,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa Kao Taufik Max, menjelaskan, jumlah penduduk di Desa Kao berkisar 1.685 jiwa, dengan mata pencaharian sektor pertanian, nelayan, jasa serta karyawan.
“Pengembangan ekowisata mangrove sangat memungkinkan, dikarenakan sebagian besar wilayahnya ditumbuhi mangrove, sekitar 404 H, selain itu juga terdapat Gosong Maluku yang merupakan spesies lain dan penyu,” terangnya.
“Orang Kao memanfaatkan mangrove sebagai salah satu pendapatan sumber ekonomi, selain itu hasilnya dapat pula digunakan sebagai bahan kayu bakar dan kebutuhan nutrisi,” jelasnya.
“Kami memiliki mimpi yang besar dalam membangun Kao sebagai Ekowisata mangrove dan spesies Gosong Maluku. Untuk mewujudkannya, kami membutuhkan peran seluruh instansi, termasuk Satgas 734/SNS guna memajukan desa kami,” tandasnya.
Hal senada dikatakan Ketua PW AMAN Munadi Kilkoda, kita ingin menunjukkan bahwa Desa Kao ini, memiliki potensi mangrove yang besar dan ekosistem lainnya.
“Atas hasil diskusi awal dengan Satgas Pos Kao, Pemdes Kao, AMAN, Uniera, serta Yayasan Burung Indonesia, akhirnya kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik,” ucapnya.
“Mewakili PW AMAN, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Satgas 734, pemerintah Desa Kao serta masyarakat Kao yang senantiasa bersinergi dalam berbagai kegiatan dan memiliki niatan yang besar untuk mensukseskan kegiatan ini,” tutupnya.
Menurut Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Pendidikan Joice Mahura mengatakan, kegiatan ini sangat luar biasa, dimana bertujuannya mendorong kemaslahatan umat manusia. Sehingga harus bersama-sama menjalin kolaborasi, demi mendorong kemajuan desa wisata ini
Hadir ada kegiatan tersebut, Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Pendidikan, Ketua PW AMAN Malut, Danpos 6 Kao, Danramil 1508-03/Kao, Kades Kao, Kepala Balai Taman Nasional, DAS Malut, Yayasan Burung Indonesia, serta tokoh masyarakat dan adat setempat.
Pewrata: Ptr