banner 160x600
banner 160x600
ADV Space 970x250

Panglima TNI Tinjau Simulasi Pengamanan Pelantikan Presiden RI di Monas

Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. meninjau secara langsung simulasi yang di gelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2019).

JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Sebanyak 30.000 personel gabungan TNI-Polri akan diterjunkan untuk mengamankan Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, pada hari Minggu 20 Oktober 2019 mendatang. Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, prajurit TNI melaksanakan simulasi pengamanan tersebut.

Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. didampingi Pangkostrad Letjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., Aslog Panglima TNI Marsda TNI Kukuh Sudibyanto, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi meninjau secara langsung simulasi yang di gelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2019).

Sehari sebelumnya di tempat yang sama, Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. telah memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan Dalam Rangka Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Tahun 2019. “Pasukan yang ditugaskan dalam rangka mengamankan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI sebanyak 30 ribu personel,” katanya.
“Pengamanan mulai dilaksanakan hari ini (Kamis, 17/10/2019), dimana pasukan yang terlibat sudah di insert ke wilayah-wilayah sesuai tanggung jawabnya. Ring 1 dilaksanakan dan dibawah tanggung jawab Paspampres, Ring 2 dibawah tanggung jawab TNI dan Ring 3 dibawah tanggung jawab gabungan antara TNI, Polri dan unsur lainnya,” jelas Panglima TNI.

Panglima TNI juga mengatakan bahwa obyek yang akan diamankan diantaranya Presiden, Wakil Presiden dan keluarganya, tamu-tamu undangan baik luar negeri seperti Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan utusan khusus, mulai dari saat kedatangan, di perjalanan sampai dengan tempat hotel maupun wisma, hingga sampai ke gedung DPR/MPR.

Untuk pengamanan sarana prasarana dan tempat-tempat perekonomian menjadi konsentrasi dengan perimeter yang sudah ditentukan. “Beberapa titik kritis yang harus diperkuat diantaranya adalah gedung DPR/MPR, Istana Presiden, Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, PLN, Pertamina dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu untuk diamankan termasuk Glodok dan Jembatan Tiga,” tutup Panglima TNI.

Pewarta: Damar