banner 160x600
banner 160x600
ADV Space 970x250

Pangdam XVIII/Kasuari Hadiri Pembukaan Pelatihan Gerakan Kemandirian Pangan yang Digelar BI

Pelatihan gerakan kemandirian pangan pertanian organik melalui integrated farming yang digelar Bank Indonesia (BI) dibuka di Mansinam Beach Hotel

MANOWARI, BeritaBhayangkara.com – Pelatihan gerakan kemandirian pangan pertanian organik melalui integrated farming yang digelar Bank Indonesia (BI) dibuka pada Selasa (13/10/2020) di Mansinam Beach Hotel, Manokwari, Papua Barat. Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr.(Han) hadir di sana bersama Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat Mohamad Lakotani, S.H., M.Si., Wakapolda Papua Barat Kombes Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, Dandim 1801/Mkw, dan Kafasharkan TNI AL Manokwari.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat, Rut W. Eka Trisilowati dalam sambutannya mengatakan penyebaran pandemi Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran didalam masyarakat mengenai ketersediaan pangan di Indonesia. Walaupun wabah Covid-19 masih dalam kategori tinggi akan tetapi kegiatan produksi dan distribusi bahan pangan masih harus berjalan di tengah pandemi ini. Stabilisasi harga pangan pun selalu diupayakan pemerintah agar pasokan makanan cukup.

“Menyikapi hal ini kami dari pihak perwakilan BI Provinsi Papua Barat bersinergi dengan instansi yang ada di Papua Barat dan akan menciptakan lapangan kerja dan menjaga stok ketahanan pangan kita di Papua Barat dan menjaga stabilitas di Indonesia,” ujarnya.

Dalam masa pandemi ini pemerintah telah memberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah, masyarakat juga diminta untuk mengurangi kontak fisik dan melakukan pekerjaan dari rumah. Hal ini dapat berpengaruh pada produksi, distribusi, dan juga konsumsi pangan.

“Sarana untuk melakukan distribusi pangan menjadi terbatas sehingga terjadi kurangnya produktifitas pangan. Selain itu, dengan pola hidup masyarakat yang berubah, otomatis permintaan masyarakat sebagai konsumen pangan juga berubah. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan harga-harga pada produk pangan. Salah satu contoh nyata yang dapat dilihat adalah ketika kebanyakan restoran dan kafe ditutup, maka permintaan bahan pangan pun menurun,” kata Rut Eka Trisilowati.

(Pendam XVIII/Ksr)