banner 160x600
banner 160x600
ADV Space 970x250

Kelompok Teroris OPM Kembali Bakar SD, Rumah Guru dan Puskesmas di Distrik Ilaga

Kelompok Teroris OPM kembali melakukan teror dengan membakar bangunan SD Inpres Mayuberi, 2 unit rumah dinas guru, dan Puskesmas

PAPUA, BeritaBhayangkara.com – Pasca ditetapkannya sebagai organisasi teroris oleh pemerintah RI pada Kamis (29/4/2021) bulan lalu, Kelompok Teroris OPM kembali melakukan terornya dengan membakar bangunan SD Inpres Mayuberi, 2 unit rumah dinas guru, dan Puskesmas lama Ilaga Utara di Kampung Mayuberi, Distrik Ilaga Utara.

Kejadian pembakaran diketahui setelah Joni Elalotagam (Kepala Distrik Ilaga Utara) mendatangi dan melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Satreskrim Polresta Puncak, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Senin, (3/5/2021) pukul 10.55 WIT.

“Sesuai laporan, benar ada warga yang melaporkan kejadian itu ke Polresta puncak. Pembakaran dilakukan kemarin malam Minggu (2/5/2021) sekitar pukul 21.30 WIT, dan diduga dilakukan oleh Teroris OPM,” kata Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suristiawa saat dihubungi melalui telepon, pada Senin (3/5/2021) siang.

Kolonel Suriastawa mengatakan menindaklanjuti dan memastikan kebenaran laporan itu, pihak aparat TNI-Polri yang ada di sana melakukan pengecekan ke lokasi pembakaran dengan menggunakan drone.

“Berdasarkan hasil pemantauan dari foto udara (drone) terdapat adanya bekas bangunan SD, rumah dinas guru dan puskesmas yang telah dibakar,” ujar Kolonel Suriastawa.

Lebih lanjut Kolonel Suriastawa menyampaikan bahwa saat ini pihak aparat keamanan masih mendalami motif dari pelaku melakukan pembakaran tersebut. “Lebih detail nanti akan disampaikan oleh pihak Kepolisian. Terkait motif, pelaku, serta kerugian akibat kelakuan buruk kelompok teroris ini,” ucapnya.

“Perbuatan ini jelas menunjukkan bahwa pemerintah tidak salah mengelompokkan OPM menjadi organisasi teroris. Dan aparat keamanan di sana akan mengejar dan menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik kepada masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya. (**)