YOGYAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Keberadaan dan fungsi tampungan air yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini tidak saja untuk irigasi persawahan dan pengendali banjir, tapi juga menjadi magnet baru destinasi wisata. Salah satunya adalah Bendung Kamijoro di Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang berada di aliran Kali Progo. Bendung Kamijoro ini telah beroperasi dan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 31 Desember 2019 lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan berkontribusi besar dalam pembangunan negara. Selain sebagai sumber air irigasi untuk meningkatkan intensitas tanam, memasok kebutuhan air baku, pengendalian banjir dan energi (PLTA), bendungan juga dapat menjadi ikon atau landmark kawasan, sehingga mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal.
Bendung Kamijoro selain untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) Pijenan seluas 2.370 hektar, juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 25 liter/detik untuk Kabupaten Bantul dan 475 liter/detik untuk Bandara Internasional Yogyakarta serta kawasan Industri Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.
Bendung Kamijoro juga dilengkapi dengan taman sebagai ruang terbuka publik untuk beragam aktivitas seperti bersantai, berolahraga, dan swafoto. Terdapat jembatan yang melintasi aliran Kali Progo dan fasilitas publik seperti mushola dan toilet yang disiapkan untuk wisatawan. Saat ini Bendung Kamijoro telah menjadi tujuan wisata bagi warga Kabupaten Kulonprogo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta, bahkan dari luar pulau Jawa.
Taman di Bendung Kamijoro berada di sebelah barat dengan luas sekitar 40.000 m2 terdapat plaza terbuka yang dilengkapi tribun untuk duduk sambil menyaksikan pertunjukan, seperti fungsi amphitheatre (panggung di bawah penonton). Bagian latar belakang tribun terdapat tulisan “Bendung Kamijoro” dengan huruf latin/Jawa biasa digunakan untuk swafoto pengunjung.
Sisi lain dari taman, terdapat shelter bertudung tenda raksasa yang dipakai pengunjung untuk berteduh. Tak jauh dari tenda juga terdapat taman bermain bagi anak-anak seperti jungkat jungkit, ayunan, hingga luncuran. Selain itu, taman juga dikemas menjadi kawasan pohon buah-buahan berbatang keras. Sedikitnya ada sekitar 300 pohon buah seperti jambu air, jambu kristal, sawo, kelengkeng, rambutan, dan mangga.
Di atas bendung terdapat jembatan cantik menyerupai Jembatan Ampera di Palembang, lengkap dengan hiasan tali baja sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter. Kanan-kiri jembatan dipasang pengaman dan lampu penerang bagi orang yang menyeberang pada malam hari.
Jembatan ini juga sebagai penghubung Kabupaten Bantul dengan Kulon Progo, tepatnya antara Dusun Plambongan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo. Keberadaan jembatan mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan masyarakat, sehingga tidak perlu memutar jauh.
Bendung Kamijoro membentang di antara Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul. Bagi masyarakat yang akan berkunjung dapat melalui jalur Kulon Progo lewat Jalan Sentolo – Brosot Desa Tuksono Kecamatan Sentolo atau bisa dari jalur Bantul lewat Kamijoro Kecamatan Pajangan.
Salah satu pengunjung asal Yogyakarta, Vita 40 tahun mengatakan, setiap akhir pekan selalu menyempatkan diri bersama suami dan anak-anaknya datang ke Bendung Kamijoro. “Bagus, buat refreshing. Apalagi ini obyek wisata yang terbilang baru dan sangat indah tempatnya. Menarik untuk berswafoto, baik di taman, jembatan maupun obyek-obyek keren lainnya,” kata Vita dalam keterangannya, Jumat (07/05/2021).
Pembangunan Bendung Kamijoro dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dari Tahun 2016 hingga 2018 dengan biaya konstruksi sebesar Rp 229 miliar. Kontraktor pelaksananya adalah PT Waskita Karya dan PT PP (Kerja sama Operasi/KSO), serta konsultan supervisi oleh PT Yodya Karya dan PT Catur Bina. (*)