banner 160x600
banner 160x600
ADV Space 970x250

Kombes Farman: Tidak Ada Tabung Oksigen Palsu di Tulungagung

Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Farman, bersama Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko merilis dugaan oksigen palsu

SURABAYA, BeritaBhayangkara.com – Beredarnya berita soal dugaan oksigen palsu di Tulungagung, Jawa Timur disikapi langsung Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Farman, bersama Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Jumat (23/7/2021) pagi, saat merilis dan menglarifikasi adanya berita tersebut.

“Hari ini dilakukan press conference terkait adanya dugaan tabung oksigen palsu yang terjadi di Tulungagung, Jawa Timur. Barang bukti yang diamankan ada tabung gas ukuran enam meter kubik dan tabung gas satu meter kubik,” kata Kombes Pol Gatot Repli Handoko.

Sementara itu, Kombes Pol Farman, Dirreskrimsus Polda Jatim menjelaskan, bahwa kemarin ada berita viral terkait adanya dugaan oksigen palsu. Tim dari Satreskrim Polres Tulungagung, Satreskrim Polres Pacitan dan diback up Ditreskrimsus Polda Jatim sudah melakukan penyelidikan.

Hasilnya, di mana petani atau penjual ikan koi yang mengisi plastik ikan dari tabung oksigen enam meter kubik membuat ikan tersebut mati.

“Diawali dari kejadian tanggal 17 Juli, di mana saat itu di Pacitan terjadi kelangkaan tabung oksigen. Sehingga untuk mengatasi kelangkaan tabung oksigen di Pacitan, maka kompresor yang ada di BPBD yang selama ini digunakan untuk mengisi tangki selam dapat digunakan untuk penanganan pertama pasien Covid-19,” jelas Kombes Farman, Dirreskrimsus Polda Jatim.

Lanjut Farman, dari kesepakatan pada tanggal 17 Juli, BPBD mengisi enam dan 32 tangki ukuran satu meter kubik. Kemudian dari tangki ukuran enam meter kubik, salah satunya dibawa ke Tulungagung yang selanjutnya digunakan oleh Rifai penjual ikan untuk diisi ke plastik yang menyebabkan ikan koi mati.

“Setelah dilakukan pengecekan, bahwa dalam tangki tersebut ada kandungan oksigen dengan kadar 21,13 dan yang satu lagi 22,68. Artinya bahwa tabung oksigen atau oksigen dalam tabung oksigen tersebut bukan oksigen palsu,” lanjut dia.

“Namun kadar oksigen yang ada di dalam tabung ukuran enam meter kubik tersebut yang digunakan untuk ikan koi tidak memenuhi standard 99,5 persen yang digunakan untuk medis,” tambahnya.

Biasanya para petani ikan koi, biasanya dalam mengirim ikan itu menggunakan oksigen yang digunakan untuk medis dengan kadar 99,5. Sehingga menyebabkan ikan tersebut mati lemas. Karena harusnya kadar oksigen yang digunakan 99,5, namun faktanya yang dimasukkan dalam plastik itu oksigen dengan kadar 22,68.

“Hasil dari penyelidikan di BPBD Pacitan, dari 32 plus lima tabung besar yang sudah diisi di BPBD sudah digunakan di RSUD maupun di Puskesmas,” urainya.

Apakah ada dampak? Setelah dilakukan pemeriksaan baik dari RSUD dan Puskesmas terhadap pasien yang menggunakan 32 plus lima tabung oksigen berisi 21 sampai 22 persen tidak ada yang berdampak. Karena tabung tersebut masih berisi oksigen meski kadarnya tidak sesuai dengan ketentuan medis yakni 99,5.

Faktanya dalam kegiatan diving dalam tangki masih ada kandungan oksigen 21 sampai 25 di mana kandungan Nitrogennya lebih banyak.

“Sekali lagi kami jelaskan, bahwa tidak ada oksigen palsu yang beredar di Tulungagung. Namun yang digunakan di Tulungagung untuk ikan yakni dengan kadar 21 dan 22 persen sehingga membuat ikan koi mati,” pungkasnya.

Sementara itu dari penyelidikan yang sudah dilakukan, bahwa belum ditemukan adanya niat jahat dari BPBD yang mengisi oksigen. (**)