Jakarta, BeritaBhayangkara – Di awal bulan November ini, Direktorat Strategi Bakamla RI mengawali dengan menggelar Rapat Kerja Teknis Perumusan Strategi Kamla. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, berlangsung di Jakarta Pusat, secara hybrid, Senin (1/11/2021).
“Peningkatan Kolaborasi Pengamanan Laut Sulawesi – Sulu” merupakan tema yang diangkat dalam rakernis kali ini. Dalam sambutan Kepala Bakamla RI yang dibacakan oleh Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI Laksda Bakamla Tatit Eko Witjaksono, S.E., M.Tr(Han), kegiatan ini diselenggarakan untuk mewujudkan sinergitas pengelolaan keamanan dan keselamatan laut secara terpadu, khususnya pada Laut Sulawesi – Sulu.
“Laut Sulawesi yang berdekatan dengan Samudera Pasifik, sudah barang tentu menjadi rute pelayaran internasional yang strategis. Oleh sebab itu, Indonesia menetapkan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II untuk mendukung aktivitas pelayaran di wilayah tersebut”, ucap Laksda Bakamla Tatit saat membacakan sambutan Kepala Bakamla RI.
Terkait dengan ALKI II, pada dasarnya Laut Sulawesi – Sulu adalah Tri Border Area yang melibatkan tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina dan Malaysia”, lanjutnya.
“Dengan demikian, kompleksitas di area tersebut harus diminimalisir oleh berbagai pihak terkait di Indonesia dan negara tetangga”, tutur Laksda Tatit seraya mengakhiri sambutan Kepala Bakamla RI, diikuti dengan membuka secara resmi jalannya kegiatan Rakernis.
Benang merah pemikiran juga tercermin dari paparan yang disampaikan oleh narasumber. Dalam kesempatan ini, Kabid Komunikasi dan Informatika Sekretariat Kabinet Arnando J.P. Siregar, memaparkan materi tentang Penguatan Kolaborasi di Dalam dan Luar Negeri Terkait Penanggulangan serta Penanganan Ancaman di Laut Sulawesi – Sulu. Kasubdit Direktorat Asia Pasifik Badan Intelijen Negara Samsul Harnoto memaparkan materi tentang Ancaman Kejahatan Lintas Batas Negara di Wilayah Laut Sulawesi – Sulu.
Tidak hanya itu, Analis PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan M. Ikhsan memaparkan materi tentang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 716 untuk Laut Sulawesi – Sulu.
Sesi seminar yang menghadirkan ketiga narasumber tersebut, dimoderatori oleh Dosen Universitas Mercu Buana M. Syah Irsan, S.E., M.Si., dan mengalir dengan diselingi pertanyaan dan saran produktif dari peserta Rakernis.
Belum selesai disitu, Direktur Strategi Keamanan Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Joko Sutrisno, M.Si(Han) menyatakan bahwa pengaturan penjagaan keamanan laut pada Tri Border Area cenderung memiliki kompleksitas tinggi. “Pengamanan Tri Border Area cukup kompleks karena berkaitan dengan kolaborasi antar aparat penegak hukum di tiga negara”, ucap Laksma Bakamla Joko Sutrisno dalam sambutannya.
“Menghadapi tantangan yang ada, kolaborasi menjadi kata kunci dalam upaya penanggulangan acaman yang mungkin terjadi”, lanjutnya. Diharapkan langkah-langkah pengamanan terbaik didapatkan dari kegiatan Rakernis ini.
“Dalam wadah Rakernis ini, diharapkan para peserta dapat memberikan pandangan umum secara komprehensif terkait situasi Keamanan laut, dan juga bentuk kolaborasi yang dapat diimplementasikan dalam mewujudkan stabilitas keamanan laut”, ujar Laksma Bakamla Joko Sutrisno mengakhiri sambutannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian paparan Rekam Jejak Perjalanan Penyusunan Rumusan Strategi oleh Tim Sub Direktorat Perumusan Strategi Bakamla RI. Penyampaian pandangan umum juga disampaikan oleh seluruh peserta Rakernis yang hadir, yang meliputi perwakilan instansi penegak hukum di laut. Penyampaian pandangan dan usulan yang membangun marak disampaikan baik secara daring maupun luring, yang menjadi penutup kegiatan Rakernis di hari pertama. (*)