HALMAHERA, BeritaBhayangkara.com – Pulau Morotai sebagian besar berupa hutan dan memproduksi kayu serta damar dan sangat strategis sebagai jalur perdagangan di timur Indonesia. Selain itu, Pulau Morotai memiliki kekayaan alam seperti Emas, Biji besi, dan lain-lain, juga potensi wisata bahari yang mempesona.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas pengamanan daerah rawan (Satgas Pamrahwan) Letkol Indra Hirawanto dalan rilis tertulisnya d Halmahera, Sabtu (20/4/2019).
Dijelaskan Dansatgas, pertempuran Morotai terjadi pada tanggal 15 September 1944 ada akhir Perang Dunia II. Pertempuran dimulai ketika tentara Amerika Serikat dan Australia mendarat di Morotai bagian barat daya.
Dikataiannya, basis di Morotai dibutuhkan untuk membebaskan Philipina, yang pada kala itu pulau Morotai sendiri masih diduduki oleh Jepang untuk menginvasi Philipina, Indonesia dan sebagian Malaysia.
Perang yang menewaskan ratusan tentara dari kedua kubu itu disebut-sebut sebagai salah satu perang terbesar didunia. Terlepas dari sejarah masa lalunya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, perang Morotai juga meninggalkan alat-alat perang di bawah laut.
“Di daerah Galela Barat Kabupaten Halmahera Utara tepatnya di Danau Galela, banyak peralatan tempur yang di tenggelamkan, diantara pesawat tempur, helikopter, tank, dan masih banyak senjata senjata besar lainnya,” jelas Dansatgas.
Salah satunya, imbuhnya, senjata jenis SMB Browning Machine Gun, Kal 12,7 MM beserta 10 butir munisi yang ditemukan oleh salah seorang warga di sekitaran Danau Galela Kabupaten Halmahera Utara yang sudah lama disimpannya.
“Dengan penggalangan dan pendekatan secara persuasif dan kekeluargaan serta memberi wawasan betapa bahayanya dalam menyimpan senjata api tanpa izin, akhirnya warga yang tidak mau disebutkan identitasnya tersebut menyerahkan secara sukarela kepada anggota Pos 4 SSK I Mede, ” ungkap Letkol Indra Hirawanto.
Senjata Ini adalah senapan mesin berat yang dirancang setelah berakhirnya Perang Dunia I oleh John Browning. Senapan mesin ini diberi julukan “Ma Deuce” oleh tentara Amerika Serikat.
“Penamaan resmi senapan ini juga berbeda-beda, misalnya Browning Machine Gun, Heavy Barrel, Cal. 50, M2, HB, dan Flexible. Senapan mesin M2 Browning banyak dipakai sebagai senapan mesin kendaraan tempur dan kendaraan udara oleh Amerika Serikat sejak tahun 1920-an sampai saat ini. Dari Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, sampai Invasi Irak. M2 Browning merupakan senapan mesin berat utama NATO, dan banyak dipakai negara-negara lain juga sampai sekarang, ” imbuhnya.
Terpisah, Danpos 4 SSK I Mede Sertu Agustinus Ian Laturake mengutarakan bahwa pelaksanaan pendekatan secara persuasif seperti ini akan terus digalang sampai dengan masa bakti penugasannya selesai.
“Kami akan terus mensosialisasikan dan menghimbau kepada warga yang masih menyimpan senjata api tanpa izin untuk menyerahkan kepada aparat keamanan,” pungkasnya.
Pewarta: Putri