NUNUKAN, BeritaBhayangkara.com – Pembangunan patok perbatasan negara di Desa Aji Kemuning, merupakan salah satu solusi Outstanding Boundary Problem (OBP) antara Indonesia dan Malaysia.
Hal itu dikatakan Direktur Topografi Angkatan Darat (Dirtopad) Brigjen TNI Ir. Asep Edi Rosidin, MDA setelah melaksanakan peletakan batu pertama patok perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Desa Aji Kemuning, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (5/9/2019).
Dijelaskan Dirtopad, peletakan batu pertama yang dilakukan bersama dengan Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM) itu merupakan rangkaian dari kegiatan survey OBP.
“Dengan pembangunan patok baru ini, diharapkan dapat menyelesaikan masalah (OBP) antara Indonesia dan Malaysia,” ujar Asep Edi Rosidin.
Menurutnya, masalah OBP ini sudah lama berlangsung, sehingga pembangunan patok perbatasan bisa menyelesaikan salah satunya.
“Dengan adanya kejelasan ini masing-masing maka kedua negara dapat berkonsentrasi terhadap pembangunan daerah yang sudah menjadi wilayah negara sah negara masing-masing,” tegasnya.
Sementara itu, Dansatgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang, Mayor Inf Ronald Wahyudi yang turut serta dalam kegiatan itu mengatakan bahwa, dengan pembangunan patok baru juga mempermudah bagi mereka dalam menjalankan tugas sebagai Pamtas.
“Tidak hanya dalam pengawasan dan patroli, juga dalam hal kegiatan pembinaan warganya. Kita juga bisa lebih fokus dalam penanganan sengketa yang biasa terjadi disini,” ujarnya.
Menurut Ronald, hingga kini di sektor Timur masih terdapat lima OBP, yaitu Segmen Pulau Sebatik Kaltara, Sungai Simantipal, Sungai Sinapad, titik B2700-B3100 dan titik C500-C600.
“Kegiatan survey OBP merupakan tindak lanjut agreement Indonesia Malaysia tentang OBP wilayah Sebatik yang telah disepakati dalam Social Economic (Sosec) Malindo, dan dibangun tahun 2019,”pungkasnya.
Pewarta: Ptr