Martapura, BeritaBhayangkara – Apa pun yang kita yakini, hidup dan mati adalah bagian yang tak terpisahkan dari kontinum yang sama. Yang satu tidak, dan tidak bisa, ada tanpa yang lain dan, tidak peduli berapa banyak obat modern berusaha untuk campur tangan, kematian pada akhirnya akan menang. Karena tidak ada cara kita akhirnya bisa mencegahnya, mungkin waktu kita akan lebih baik dihabiskan untuk fokus pada peningkatan dan menikmati periode antara kelahiran kita dan kematian kita: hidup kita.
Hal itu yang disampaikan Habiburokhman mewakili Masyarakat Peduli Angkutan Batubara Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura yang tergabung dalam Forum Peduli Angkutan Batubara (FPAB) dalam memberikan bantuan kepada keluarga almarhum Bapak Prabu Bin Hasari di Desa Tanjung Kemala, yang meninggal dunia dalam keadaan khusnul khatimah.
Habiburokhman menyampaikan kepada awak media ini dalam wawancaranya, Sabtu (19/10/2024) bahwa kegiatan sosial ini dilakukan sudah lama dan komunitas ini dalam rangka untuk kepentingan bersama membangun desa Tanjung Kemala. “Harapannya ke depan untuk para pengurus di desa Tanjung Kemala agar dapat kompak dan bersama membangun demi kepentingan bersama. Kami berharap untuk komunitas ini tetap kondusif dalam rangka membangun kehidupan di desa Tanjung Kemala, saling menghormati dan saling menghargai. Bersama-sama, ini membawa orang biasa menuju pencapaian luar biasa,” kata Habiburokhman.
Habiburokhman menjelaskan bahwa kegiatan komunitas ini telah banyak memberikan layanan publik, seperti membangun musholla dan semua itu dikombinasikan dengan kepedulian mendalam terhadap apa yang terjadi di desa Tanjung Kemala.
Komunitas ini adalah gabungan dari banyak kualitas. Kita harus bisa menikmati dan menghargai hubungan dengan manusia lain, peduli, dan tidak mementingkan diri sendiri. “Mari bekerja bersama bukan hanya untuk menghasilkan kepada diri sendiri tetapi juga untuk memberi manfaat bagi orang lain; untuk meningkatkan masyarakat; untuk melindungi lingkungan; dan untuk membantu membawa lebih banyak sukacita, keindahan, dan cinta ke dunia. Masyarakat Peduli Angkutan Batubara harus membuktikan keberadaannya bersama dengan dorongan altruistik ini yang membuat tempat kita menjadi tempat yang lebih baik,” tutupnya. (Nurdin)