JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Pengisian jabatan tertentu di lingkungan kepolisian, khususnya jabatan kapolda sepenuhnya kewenangan kapolri. Siapa yang mau dipromosi dalam jabatan ini sepenuhnya kewenangan kapolri. Kapolri harus diasumsikan mengerti apa yang harus dan tidak harus dilakukan, termasuk figur spesifik jabatan itu.
Hal tersebut disampaikan DR Margarito Kamis melalui keterangannya kepada awak media ini, Rabu, (25/12/2019) yang mengatakan bahwa dia cukup yakin kapolri tahu karakter spesifik setiap daerah sebagai pertimbangan menemukan figur kapolda untuk daerah itu. Jakarta adalah daerah spesifik, di daerah ini pemerintahan negara diselenggarakan. Kapolri pasti tahu dan tahu siapa sosok polisi yang tepat untuk jadi kapolda.
“Siapapun yang ditemukan kapolri untuk jadi Kapolda Metro Jaya, menurut saya harus diletakan dalam kerangka. Mau darimanapun orang itu, dengan siapa relasi profesionalnya tidak penting. Yang penting secara teknis orang itu mengerti karakter daerah tempat ia melaksanakan tugas,” tegas Margarito. Inilah vocal pointnya. Jangan lupa Jakarta adalah miniatur indonesia, tambahnya.
“Jujur saya sulit mengerti wacana “Geng Solo” dalam promosi Irjen Pol Nana. Bagi setiap anggota polisi yang memenuhi secara formil berhak menduduki jabatan apapun di lingkungan polri, kata Margarito Kamis.
Bagi Margarito yang terpenting adalah Irjen Pol Nana harus tahu bahwa dia kapolda di DKI Jakarta, daerah dengan karakter khas dalam sejumlah aspek. Irjen Pol Nana hanya harus mengerti itu dan tahu bagaimana membawa diri ditengah kerumitan tersebut. Di Jakarta ada penyelenggaran pemerintahan indonesia dan pemerintahan dunia.
Jakarta juga epicentrum politik, ekonomi dan hukum. Tensi politik Jakarta cukup jelas memerlukan pengelolaan yang tepat. Saran saya, Irjen Pol Nana tidak usah tergoda dengan wacana geng-gengan. Irjen Pol Nana hanya perlu pastikan bahwa ia tepat untuk jabatan itu, kata Margarito mengakhiri.
Pewarta: Damar