MANOKWARI, BeritaBhayangkara.com – Sebagai panglima, saya mengharapkan dengan deklarasi ini kita semua menyatukan hati pikiran bahwa Manokwari, Papua Barat ini betul-betul damai.
Demikian dikatakan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau saat ditanya tanggapannya oleh Pers, di sela-sela berlangsungnya acara “Deklarasi Damai Papua Barat” yang digelar Rabu (11/9/2019) di lapangan Borasi, Manokwari, Papua Barat.
Pangdam XVIII/Kasuari merasa sangat bahagia melihat ribuan warga masyarakat dari berbagai usia dan suku yang berdomisili di Manokwari, dengan sukarela dan penuh semangat datang untuk mengikuti jalannya acara.
“Saya sangat bahagia sekali. Dengan itu kita berusaha menunjukkan bahwa kita masyarakat yang ada di Papua Barat ini cinta damai, dilihat dari peserta ini luar biasa banyak,” ujar Pangdam Mayjen TNI Joppye.
Lebih lanjut dijelaskan, situasi terkini di seluruh Papua Barat aman dan kehidupan warga masyarakat sudah kondusif.
“Kita semua punya komitmen untuk menjaga daerah kita bersama,” ucapnya.
Pangdam berharap, dengan adanya Deklarasi Damai, bisa membawa perubahan situasi dan kondisi menjadi lebih baik, sehingga jaringan internet bisa diakses dan dinikmati warga masyarakat.
“Kita berharap dengan adanya deklarasi damai ini, semuanya membawa perubahan yang lebih baik. Dan juga yang diinginkan semua masyarakat, internet sudah bisa diakses kembali,” kata Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.
“Kemarin dengan adanya internet mati, karena untuk menghindari hal-hal yang tidak benar, yang bisa merubah mindset kita,” jelasnya.
Deklarasi Damai Papua Barat
Manokwari adalah rumah kita bersama, mari kita jaga bersama. Kita semua adalah bersaudara dan cinta damai, karena damai itu indah. Manokwari dibangun bukan oleh 1 orang tetapi semua suku bangsa yang ada di Manokwari.
Demikian dikatakan Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan dihadapan warga masyarakat yang memenuhi lapangan Borasi dan jalanan di sekitarnya, tempat acara “Deklarasi Damai Papua Barat” berlangsung.
“Kita tidak tepuk dada sendiri, tetapi kita saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan. Jadikan itu sebagai modal untuk kita membangun Manokwari yang aman dan damai,” ucap Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Andi Gus Wulandri, S.I.P., dalam rilisnya kepada media mengatakan, Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau berada di tengah-tengah ribuan warga masyarakat Kota Manokwari, yang datang dari berbagai penjuru wilayah untuk menjadi saksi mata dan mengikuti dengan seksama acara yang sangat mereka nanti-nantikan itu, yakni adanya suatu kesepakatan perdamaian.
“Pangdam sangat bangga sekaligus terharu, melihat banyaknya warga masyarakat, campuran, dari berbagai suku yang tinggal di Distrik Manokwari ini, yang datang untuk melihat langsung adanya janji dan kesepakatan damai di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” ujar Kapendam.
“Tentu masyarakat di Papua Barat, khususnya yang tinggal di wilayah Distrik Manokwari ingin hidup aman, tenteram, damai, dan tidak menginginkan terjadinya kembali peristiwa kelam berupa aksi anarkis, seperti yang kita alami beberapa waktu lalu di wilayah Papua Barat maupun di Papua,” sambung Kolonel Andi Gus.
Pagi itu, sebelum pelaksanaan Deklarasi Damai, diawali dengan gerak jalan bersama degan rute lapangan Sanggeng – lapangan Borasi, yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan, didampingi Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, dan Kapolda Papua Barat Brigjen Polisi Drs. Herry Rudolf Nahak M.Si.
“Ribuan orang warga Manokwari, dari usia dewasa hingga anak-anak. Tentara, polisi, dan warga sipil, dengan penuh suka cita berjalan bersama, sambil cerita-cerita dan bercanda ria. Suasana pagi ini sangat menyejukkan hati,” ujar Kapendam, Kolonel Andi.
Setelah tiba di lapangan Borasi, dilanjutkan pembacaan pernyataan sikap dari seluruh elemen bangsa di Provinsi Papua Barat, yang terangkum dalam “Naskah Deklarasi Damai” dan dibacakan oleh Ketua DPRD Papua Barat, Pieter Kondjol S.H, yang berisi:
1. Menjaga perdamaian di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat.
2. Setia kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Menjaga dan merawat Bhinneka Tunggal Ika. Kita semua bersaudara saling menghormati, menghargai, dan melindungi sesama anak bangsa.
4. Damai Papua Barat, Damai Indonesia.
Pembacaan Naskah Deklarasi Damai tersebut, tidak hanya disaksikan oleh Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan, Pangdam XVIII/Ksr Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, dan Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Herry Rudolf Nahak, M.Si, namun juga oleh Wakil Gubernur Papua Barat Muhamad Lako Tani, SH. M.Si, Ketua MRP Papua Barat Max Ahoren, Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan, S.Sos, M.Er. Dev, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan, dan Tokoh Pemuda.
“Usai penyampaian poin-poin dalam isi deklarasi, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Naskah Deklarasi Damai,” kata Kapendam.
Lebih lanjut diungkapkan, dalam sambutannya pada acara “Deklarasi Damai Papua Barat” tersebut, Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan berpesan agar segenap warga Papua Barat terus menjaga perdamaian dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa Indonesia.
“Kondusifitas dan kedamaian harus tetap kita jaga, agar keberlangsungan pembangunan bisa terlaksana dengan baik untuk kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Manokwari.
Usai acara Deklarasi Damai, Gubernur Papua Barat beserta Pangdam XVIII/Ksr, Kapolda Papua Barat, dan para Tokoh Adat melepas balon ke udara, sebagai simbol perdamaian.
Selanjutnya, mereka menuju ke sudut lapangan untuk mengambil ubi, daging dan sayur yang dibakar dengan batu (bakar batu) dan disantap bersama dengan para pejabat militer dan sipil, para Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Prajurit TNI, Personel Polri, dan warga masyarakat.
“Bagi orang Papua, adat atau tradisi “Bakar Batu” merupakan simbol perdamaian dan persaudaraan,” ujar Kapendam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Andi Gus Wulandri, S.I.P.
Pewarta: Ptr