JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Manusia adalah makluk yang memiliki kemampuan istimewa. Semua hal yang dapat dilakukan manusia berasal dari anugerah kodrati, pemberian sempurna Sang Pencipta dalam bentuk tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan. Kesempurnaan manusia ada dalam kodrat kemanusiaannya, bukan atas usaha manusianya melainkan sebagai anugerah Pencipta. Kesempurnaan manusia dalam dimensi kemanusiaannya itu eksis di dalam ketidaksempurnaan manusia. Kesempurnaan dalam tubuh yang tidak sempurna, memiliki kelemahan, dapat merasakan sakit, memiliki batas kemampuan dan daya tahan. Kesempurnaan dalam jiwa yang bersemangat penuh gairah dan juga rapuh yang mungkin mati sebelum waktunya. Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempurnaan dalam pikiran yang dapat memikirkan hal yang membangun dan merusak, pikiran yang mencipta dan menghancurkan.
Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan istimewa. Ia dapat berpikir, bertanya, menyanggah, diam, menyelidiki, berekspresi, marah, bersemangat, berteori, dan banyak hal lain yang dapat dilakukan manusia. Sebagai manusia, wajahnya memerah saat merasa malu atau menahan marah. Kedipan matanya dapat lebih cepat dari biasanya saat ada informasi yang ia sembunyikan. Denyut nadinya dapat lebih cepat saat takut atau marah atau sangat bersemangat. Mengerlingkan matanya saat berpikir sesuatu. Raut wajahnya nampak layu saat tak bersemangat dan tak termotivasi.
Memanusiakan manusia berarti menghantar manusia menemukan kesempurnaannya melalui kesadaran pertama-tama akan kesatuan dimensi kemanusiaan, yaitu tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan, juga kesadaran akan kebebasannya sebagai manusia untuk memilih dan bertindak.
“Memanusiakan Manusia” ini memang kerap ditunjukan Kapolsubsektor Kawasan Pelni Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ipda A Hasibuan pada saat memberikan pelayanan kepada penumpang kapal Pelni dan masyarkat yang membutuhkan bantuannya khususnya di kawasan Pelni, Pelabuhan Tanjung Priok. Singkatnya, pelayanan publik yang dirasakan oleh masyarakat sangat banyak dan berkesan meninggalkan kenangan indah di setiap momennya.
Kapolsubsektor Kawasan Pelni Ipda A Hasibuan dalam “Memanusiakan Manusia” sangat menyentuh di seluruh dimensi kehidupan manusia. Bahkan di Terminal Penumpang Pelni sendiri yang sejatinya, merupakan bagian dari humanisme yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.
Dalam apliasinya, Kapolsubsektor Kawasan Pelni Ipda A Hasibuan tidak memandang bangsa, agama, daerah, suku, warna kulit dan sejenisnya dalam memnolong sesama. Ia memperlakukan dan berusaha membantu siapa pun. Tidak memandang ia baik atau jahat, kawan atau musuh dai tetap melayani dengan baik dan santun.
Rasa prikemanusiaan kita dipertebal akan kita semakin peduli terhadap sesama. Kepedulian Ipda A Hasibuan dalam bentuk nyata akan membawa kita ke arah tindakan “Memanusiakan Manusia”. Hal yang paling mendasar yang dilakukan Ipda A Hasibuan dalam “Memanusiakan Manusia pada paham Humanisme adalah KASIH. Kala dia berbuat tanpa memandang suku, ras, warna kulit dan lainnnya serta kepedulian kepada sesama manusia semua itu sudah mencakup dalam KASIH.
KASIH pada konteks ini yang dilakukan Ipda A Hasibuan berawal pada saat ada korban meninggal diatas Kapal UMSINI yang tak mengerti disaat musibah atas meninggalnya orang yang dikasihi saat perjalanan dari Kijang menuju Jakarta pada Minggu 29 Desember 2019 lalu. Hingga akhirnya Ipda A Hasibuan melempar diri sendiri keluar untuk menjadi satu dengan yang dikasihi, siapapun, apapun bagaimanapun yang dikasihinya. Kasih kepada sesama ditunjukkannya dengan memberikan solusi dan mediasi kepada pihak Pelni dalam penanganan korban agar bisa dipulangkan dan disemayamkan di kampung halamannya dengan mendahului uang untuk dipinjamkan agar jenazah diterbangkan menunggu asuransi keluar.
“Upaya mediasi dan mencari solusi dilakukannya sebagai salah satu bentuk kehadiran polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat khususnya penumpang kapal dalam melindungi serta membantu menyelesaikan permasalahan hingga menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak,” tutur Ipda A Hasibuan.
Hingga akhirnya, penyerahan santunan tersebut diserahkan oleh perwakilan Asuransi Kepala Cabang Asuransi Cabang T.B Simatupang Bapak Ferdi Sebayang kepada ahli waris korban yaitu istri almarhum, Ibu Maria yang beralamat di Maumere, Kupang sebesar Rp 70.000.000,- pada Kamis, (09/01/2020) di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok dan disaksikan langsung oleh pihak PT Pelni, Ka.Ops Syaiful Gozali, Nahkoda KM Umsini Daud Panggalo, dan Kapolsubsektor Kawasan Pelni Ipda A Hasibuan.
Menanggapi hal tersebut, keluarga korban sangat puas dengan pelayanan Polisi di Pelabuhan Tanjung Priok dengan kinerjanya yang sesuai harapan dan kualitas layanan yang diberikan.
Kapolsubsektor Pelni Ipda A. Hasibuan mengatakan kegiatan tersebut rutin dilaksanakan Polsubsektor Pelni menyadari fungsi kami sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, dan tetap hadir dalam hal memberikan pelayanan terhadap penumpang yang tetap mengedepankan profesional, moral dan tanggug jawab dengan persepsi bekerja adalah ibadah, bekerja adalah “panggilan” untuk melaksanakan tugas mulia, agar menjadi unggul, pungkasnya.
Tak hanya itu, Kapolsubsektor Kawasan Pelni dalam kesehariannya juga menjaga dan meningkatkan kepuasan penumpang terhadap pelayanan debarkasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok yang selalu memberikan layanan terbaik untuk untuk penumpang naik dari pelabuhan ke kapal penumpang (embarkasi) ataupun keperluan penumpang turun dari kapal ke pelabuhan (debarkasi).
Sementara itu, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Dr. Reynold E.P Hutagalung, S.E.,S.I.K.,M.Si.,M.H. mengatakan bahwa peranan Polisi sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan akan tetap diwujudnyatakan Polres Pelabuhan Tanjung Priok dalam mengatasi permasalahan masyarakat khususnya penumpang Pelni sehingga dapat dirasakan kehadiran Kepolisian yang cepat tanggap. Salalh satu bentuk perlindungan yang dirasakan masyarakat adalah dengan tindakan Polsubsektor Pelni yang mampu memberikan pembinaan kepada penumpang kapal, baik orang tua maupun anak-anak. Bentuk pelayanan yang dirasakan dengan respon yang cepat dari polisi setelah ada laporan dari masyarakat tentunya berimplikasi terhadap tindakan kepolisian yang proporsional dan akuntabel.
Tanpa kepolisian, pemerintah dan masyarakat sulit untuk menentukan upaya hukum apa yang harus dilakukan dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam masyarkat. Upaya yang dilakukan polisi khususnya Polsubsektor Kawasan Pelni, Polres Pelabuhan Tanjung Priok dalam mengatasi permasalahan masyarakat khususnya penumpang Pelni dibuktikan dengan sikap cepat tanggap dalam membantu orang lain, tutup Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Dr. Reynold E.P Hutagalung, S.E.,S.I.K.,M.Si.,M.H.
Pewarta: Damar