BREBES, BeritaBhayangkara – Khoirul Abidin, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pergerakan Milenial Nusantara (DPP Permana), dalam keterangannya menegaskan menolak kelompok yang sengaja menyerukan kebangkitan Khilafah Islamiyah di Indonesia. DPP Permana juga menolak ajaran yang memaknai jihad dengan tujuan perang dan menolak tegas Khilafah sebagai satu-satunya sistem pemerintahan.
Hal tersebut disampaikan Cak Abid (sapaan akrabnya) menanggapi maraknya viral konvoi sejumlah pemotor di jalan raya, serukan masyarakat untuk menyambut kebangkitan Khilafah Islamiyah di Kabupaten Brebas, Provinsi Jawa Tengah, Minggu (29/05/22).
Cak Abid menyampaikan, agar masyarakat untuk mereduksi dan melawan segala macam bentuk propaganda Khilafah Islamiyah, umat beragama di Indonesia wajib menaati perjanjian yang kemudian menjadi kesepakatan para founding father pendiri bangsa, tokoh agama dan ulama.
“Maka sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu menjaga kewibawaan Indonesia ini tetap utuh sebagai warisan dari para tokoh kita terdahulu, yang bersepakat bahwa berbangsa dan bernegara adalah bagian dari bentuk konsensus nasional yaitu Pancasila, NKRI dan UUD 1945,” kata Cak Abid yang juga aktivis Muhammadiyah itu di Jakarta, Senin (30/05/22).
Cak Abid menyampaikan, propaganda Khilafah Islamiyah sangat berdampak negatif terhadap citra Islam dan umatnya, sehingga jangan mau dikotak-kotakkan dalam berbagai aliran paham agama yang berbeda. Dia juga mengajak generasi milenial untuk menjaga dan setia pada ideologi Pancasila.
“Bangsa Indonesia sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai ikhtiar maksimal untuk mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam Pancasila dan pembukaan UUD 1945,” tegas Cak Abid.
Cak Abid yang juga pengurus DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta menegaskan, kami pikir ideologi Pancasila ini sudah final dan tak perlu diperdebatkan lagi, apalagi mencoba untuk mengganti dengan ideologi lain. Pancasila adalah kesepakatan untuk hidup bersama, saling berdampingan, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagamaan.
Cak Abid berharap, kepada para penegak hukum untuk bertindak tegas menyikapi hal itu (dibina jika bisa, jika tidak bisa…) Kepada tokoh bangsa, tokoh agama dan generasi milenial agar mari kita sama-sama menjaga ideologi Pancasila yang mampu mempersatukan perbedaan menjadi kekuatan. Kami yakin dengan membumikan narasi dan nilai cinta tanah air, toleransi dan pemahaman keagamaan yang moderat, kelompok yang ingin mengganti ideologi selain Pancasila akan tertolak dengan sendirinya.
Selain itu, Cak Abid juga menambahkan partisipasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan turut mengawasi lingkungan sekitar. “Apabila ada hal-hal atau aktivitas yang mencurigakan sebaiknya langsung melapor ke pihak yang berwenang,” pungkasnya. (*)