JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Peter Carey adalah seorang sejarawan dan pengarang Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia, utamanya Jawa, dan juga menulis tentang Timor Timur dan Burma. Ia merupakan Laithwaite fellow Sejarah Modern di Trinity College, Oxford, dari 1979 sampai 2008.
Profesor Peter Carey tak bisa dipisahkan dari Indonesia. Ia merekam dan meneliti sejarah modern Indonesia, khususnya Jawa. Ia menghasilkan sejumlah buku yang mengupas sejarah di negeri ini. Mengulik sejarah Pangeran Diponegoro, dan perang Jawa.
Sejarawan asal Inggris ini kagum dengan Pangeran Diponegoro seorang bangsawan yang dekat dengan wong cilik. Peter Carey merupakan sejarawan Fellow Emeritus of Trinity College, Oxford dan Adjunct Professor di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Untuk memperingati 70 tahun Peter Carey, dipersembahkan buku berjudul “Urip Iku Urub : Untaian Persembahan 70 Tahun Profesor Peter Carey”. Buku ini ditulis 23 kontributor setebal 568 halaman.
Editor buku FX Domini BB Hera membedah buku tersebut dalam diskusi terbatas yang dilangsungkan di Universitas Atma Jaya, Jakarta, atas inisiasi University of Oxford Society of Indonesia bekerjasama dengan Universitas Atma Jaya, Kamis, (28/2/2019).
Ia merupakan Laithwaite fellow Sejarah Modern di Trinity College, Oxford, dari 1979 sampai 2008.
Karya awal utamanya terkonsentrasi pada sejarah perang Diponegoro (1825–1830) yang ia terbitkan secara ekstensif, biografi utamanya tentang Diponegoro, The Power of Prophecy, yang diluncurkan pada 2007, dan sebuah versi succinct-nya, Destiny; The Life of Prince Diponegoro of Yogyakarta, 1785–1855, pada 2014.
Ia juga melakukan penelitian di Lisbon, Portugal dan Inggris terhadap komunitas pelajar Timor Timur untuk Sejarah Oral dari Pendudukan Indonesia di Timur Timur, 1975–1999, yang sebagian diterbitkan dalam jurnal Universitas Cornell.
Carey secara reguler berkomentar tentang sejarah dan politik Asia Tenggara pada media Inggris. Ia sekarang menjadi Profesor pendamping pada Departemen Kemanusiaan Universitas Indonesia di Jakarta (2013–2015), dan sebelumnya menjadi Direktur Kepercayaan Kamboja untuk Negara Indonesia (2008–2012), sebuah yayasan difabel Inggris yang ia dirikan pada November 1989 yang ditujukan untuk membantu para korban pertambangan di Kamboja.
Dalam bukunya Urip Iku Urub, yang berarti hidup itu penuh cahaya, Peter Carey mengungkapkan kekagumannya pada falsafah penduduk Indonesia yang hidup dalam keragaman namun tetap dapat saling berdampingan dan saling menguatkan.
Pewarta : Putri