KONGO, BeritaBhayangkara.com – Selain pernyataan hidup damai sebagai warga masyarakat, ribuan warga ex combatan Fimbo Na Fimbo juga diberikan sertifikat pelatihan keterampilan dari Satgas Indo RDB Monusco di Desa Mushenge merupakan sejarah baru dalam upaya perdamaian di Republik Demokratik Kongo.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Indo RDB Monusco, Kolonel Inf Dwi Sasongko, dalam keterangan tertulisnya di Mushenge, Tanganyika, Republik Demokratik Kongo, Jumat (21/6/2019).
Diungkapkan Dansatgas, proses perdamaian yang dilaksanakan Satgasnya di wilayah Mushenge merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pasukan PBB selama ini.
“Belum ada pasukan UN yang masuk ke wilayah yang terletak di Provinsi Tanganyika ini. Sehingga apa yang ditunjukan warga kepada kami (Satgas Indo RDB Monusco) merupakan suatu hal yang luar biasa,“ ungkap Dwi Sasongko.
“Dapat kita rasakan, 1.111 orang ex combatan menyatakan keinginannya untuk hidup damai, setelah sekian lama konflik,” imbuhnya.
Menurut Dwi Sasongko, proses penyerahan senjata yang dilakukan oleh warga di wilayah Desa Mushenge dua bulan yang lalu, bukan hanya dampak dari keberadaan Standing Combat Deployment (SCD) yang didirikan oleh Satgas Indo RDB, namun juga berkat usaha seluruh pihak disana.
“Oleh karenanya, pasca proses penyerahan senjata pada bulan April lalu kepada Satgas Indo RDB dan sebagai bagian dari program DDR (Disarmament Demobilization Repatriation), Bersama dengan staf Monusco kita laksanakan program pelatihan keterampilan dan kemandirian,” tegasnya.
“Berbagai kegiatan yang kita berikan selama hampir satu minggu belakangan ini, ditujukan menyiapkan mereka bisa mandiri dengan dasar keterampilan yang diberikan kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dwi Sasongko menyampaikan bahwa jenis pelatihan yang diberikan berupa cara bertani dan berkebun, kerajinan tangan, pertukangan dan pemberian pemahaman tentang perdagangan.
“Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Monusco dan pemerintah setempat, sehingga setelah pelatihan ini mereka bisa bertani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekaligus diantaranya bisa diperjualbelikan,” ujar Dwi Sasongko.
“Kemudian kerajinan tangan dan pertukangan, disini karya seni mereka sangat menarik sehingga kreatifitas mereka bisa disalurkan dalam bentuk karya seni yang memiliki nilai ekonomis. Selanjutanya agar mereka dapat produktif dalam berusaha maka kita bekali tentang bagaimana melakukan usaha perdagangan,” tandasnya.
Dijelaskan juga oleh lulusan terbaik Akmil tahun 1998 ini, dalam kegiatan penyerahan sertifikat pelatihan keterampilan dan pernyataan sikap, para ex combatan juga diberikan Sembako dan berbagai bahan kontak lainnya.
“Kita juga sangat memahami tentang situasi disini, sehingga untuk membantu keluarganya selama mereka mengikuti program pelatihan, kita berikan Sembako dan berbagai bahan kontak. Termasuk dari pemerintah, selama transisi di kampung halamannya, mereka akan memberikan bantuan hidup yang layak,” ujar Dwi Sasongko
Selain itu, lanjutnya, untuk menarik dan memberikan pelayanan pasca konflik, Satgas Satgas Indo RDB juga menggelar stand pelayanan kesehatan, pemberian bantuan konsultasi psikologi dalam rangka trauma healing serta membuka perpustakaan mini bagi anak-anak maupun pengunjung lainnya.
“Semuanya kegiatan CIMIC (Civil and Military Coordination) itu diberikan secara gratis, sehingga dalam acara yang dihadiri juga pejabat Propinsi Tanganyika dan para tokoh agama maupun masyarakat setempat, tidak hanya meriah, namun juga terpancar rasa optimis mereka, untuk menyongsong hidup yang lebih baik,” pungkasnya.
Pada acara tersebut, sertifikat diserahkan secara simbolis dari Dansatgas kepada salah seorang warga ex-combatan dan diikuti oleh pejabat pemerintah lainnya bertempat di Desa Mushenge, 30 Km dari Kalemie, Propinsi Tangayika.
Sementara itu, saat memberikan sambutan, wakil Gubernur Tanganyika Mr. Samba Mukoko mengatakan bahwa proses ini yang dilalui oleh para ex combatan juga merupakan bagian dari tanggungjawab mereka dalam menjaga dan memastikan perdamaian.
“Atas nama pemerintah lokal dan Monusco berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mempromosikan perdamaian dan hidup bersama di daerah Provinsi Tanganyika,” pungkasnya.
Pun demikian, salah seorang warga ex combatan dari Fimbo Na Fimbo yang dipimpin oleh Kolonel Kakozi Mombo Badeux, selain mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan Satgas (Indo RDB Monusco), juga menyatakan bahwa dirinya siap dan berkeyakinan dapat memulai hidup baru dan siap untuk bekerja keras, memulihkan perdamaian di Provinsi Tanganyika.
Pewarta: Putri