BANDUNG, BeritaBhayangkara.com – Airpower atau kekuatan udara menjadi penentu kemenangan dalam hampir setiap konflik modern di dunia. Dalam sejarah peperangan modern menunjukkan bahwa kekuatan udara menjadi game changer di medan pertempuran. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. saat menjadi Keynote Speech pada Seminar Airpower yang diselenggarakan oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021).
Seminar yang dilaksanakan secara daring tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa Perang Dunia II menjadi catatan sejarah yang lengkap bagi kebangkitan kekuatan udara sebagai senjata mematikan baru dalam pertempuran. “Kita masih ingat bagaimana Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbour dilumpuhkan oleh skuadron pesawat pembom dan pesawat tempur Jepang yang diluncurkan dari kapal induk,” ungkapnya.
Nilai strategis kekuatan udara mencapai puncaknya saat terjadi konflik antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno Karabakh yang patut dijadikan lesson learned. “Kemenangan Azerbaijan atas Armenia telah membuka mata dunia terhadap kekuatan udara baru yang efektif, efisien dan mematikan, yaitu pesawat tempur nir awak atau Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV),” kata Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI kemampuan UCAV tidak hanya digunakan untuk misi penyerangan saja, tetapi drone-drone taktis dan strategis tersebut telah digunakan untuk menjadi mata di angkasa atau eyes in the sky untuk kepentingan di masa damai. “Bila kita mencermati dinamika lingkungan strategis di kawasan, khususnya Indopasifik, trend konflik yang berpotensi terjadi akan berada di domain maritime,” ujarnya.
Panglima TNI memaparkan bahwa konsep Network Centric Warfare (NCW) menjadi visi TNI untuk melakukan integrasi kesisteman seluruh Alutsista TNI, sehingga ke depan interoperabilitas akan menjadi budaya organisasi TNI dan berfungsi sebagai jantung kekuatan gabungan matra-matra TNI. “Tantangan tersebut harus dicermati dan disikapi serta menjadi alasan utama mengapa kita membutuhkan transformasi Airpower TNI Angkatan Udara,” tegasnya.
Seminar Airpower Seskoau yang diselenggarakan ini merupakan saat yang tepat bagi TNI untuk berdiskusi dan bertukar pandangan guna menyiapkan diri menghadapi berbagai tantangan ke depan. “Saya yakin dan percaya, seluruh peserta seminar hari ini hadir dengan kebulatan tekad dan satu pemikiran untuk mewujudkan visi Airpower TNI Angkatan Udara masa depan. Oleh karenanya, saya mengajak seluruh peserta seminar untuk bersama-sama berpikir kritis dan inovatif guna menghasilkan terobosan-terobosan baru untuk mewujudkan visi luhur kita bersama,” tuturnya.
Di akhir penyampaiannya, Panglima TNI mengutip pesan Bung Karno dalam salah satu pidatonya yang mengatakan “Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern”.
“Pesan Proklamator Republik Indonesia tersebut masih kita rasakan relevan hingga saat ini dan pesan tersebut harus kita jadikan sebagai motivasi dan inspirasi untuk mewujudkan Airpower TNI Angkatan Udara,” tutupnya. (Red.)