JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Bupati Merauke Romanus Mbaraka mengatakan, orang asli Papua tidak ada yang ingin merdeka atau lepas dari NKRI. Yang diinginkan saat ini adalah peningkatan kesejahteraan.
Hal ini disampaikannya dalam Dialog Kenegaraan yang digelar DPD RI bertajuk “RUU Otsus Papua, Apakah Menyejahterakan Rakyat?” di Media Center Parlemen, Jakarta, Rabu (9/6/2021).
Lebih lanjut, Bupati mengatakan saat ini untuk meningkatkan kemajuan, salah satu programnya adalah mendorong anak-anak dari Merauke untuk di sekolahkan di bidang IT, Kedokteran, Engineering dan lain-lain.
“Saya harus dorong anak-anak Merauke untuk lebih maju, isu begini harus didorong pada orang Papua, jadi dia akan mendunia,” ujarnya.
Romanus menilai tidak tepat dan keliru jika Papua dilabeli sebagai wilayah yang identik dengan kerusuhan.
“Jangan dibuat stigma chaos melulu. Mari kita membuat Papua ini menjadi bagian integral dari Indonesia,” ungkapnya bersemangat.
Romanus mengatakan, masalah-masalah di Papua harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan. Sebagai contoh, ia menyinggung soal program lumbung pangan nasional.
Menurut Romanus, sebenarnya lumbung pangan itu layak dibangun di Papua.
“Yang paling penting adalah pendekatan kesejahteraan. Kita gali untuk pengembangan pertanian, tetapi hari ini kebijakan Presiden sudah ada tetapi action-nya menjadi cadangan lumbung pangan nasional sampai hari ini belum terealisasi, ini yang harus di-clearance dengan baik,” katanya.
“Saya diskusi dengan Pangdam, Kapolda, semua harus melihat secara utuh permasalahan di Papua, sehingga penanganan lebih baik,” ujarnya.
Menurut Romanus, masalah di Papua tidak bisa digeneralisir begitu saja, namun harus dipetakan secara baik, mana yang perlu pendekatan keamanan dan mana yang perlu dengan pendekatan kesejahteraan.
“Papua itu, orang Timur itu, mulai dari NTT ke sana, saya pikir seluruh Indonesia, orang Indonesia itu ramah, orang Papua itu ramah. Kalau mau pendekatan, pendekatan kemanusiaan, suruh gereja duluan, masjid duluan. Insya Allah puji Tuhan negeri ini damai,” pungkasnya. (Red.)