JAKARTA, BeritaBhayangkara.com – Dua tokoh penting yang berasal dari Naval War College (NWC) AS dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) memberikan kuliah umum yang dihadiri Kepala Bakamla RI/IDNCG Laksdya Bakamla A. Taufiq R. beserta para pejabat dan ratusan personel Bakamla RI/IDNCG, di aula Markas Besar Bakamla RI/IDNCG-HQ, Gedung Perintis Kemerdekaan, Jalan Proklamasi No. 56, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019).
Kedatangan kedua pembicara bersama Dekan College of Maritime Operational Warfare RADM (Ret.) Michael White dan dua orang Liason Officer yaitu Angela M. Edwards, Director of Education and Training Office, dan Dilyara Austin dari Kedutaan AS disambut oleh Kepala Bakamla RI/IDNCG, Deputi Operasi dan Latihan Laksda Bakamla T.N.S.B. Hutabarat, Plh Direktur Kerja Sama Kolonel Bakamla Salim, S.E. dan Kasubdit Kerja Sama Luar Negeri Kolonel Bakamla Satya Pratama, S.Sos., M.Sc.
Pembicara pertama yaitu Dr. Ian Ralby dari UNDOC, kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan. Dr. Ian dikenal sebagai ahli dibidang maritime law and security, private security oversight, and illicit hydrocarbons activity. Dalam kuliah umum yang disampaikannya berfokus pada area law maritime enforcement untuk negara kepulauan, baik dari sisi operasi, maupun gambaran tentang tugas, fungsi, dan peran institusi coast guard.
Pembicara kedua yaitu Profesor Sean P. Henseler, merupakan wakil dekan College of Maritime Operational Warfare US NWC. Professor Sean menyampaikan kuliah tentang Joint and Interagency Task Force South (JIATF-S) Model. Materi yang dibawakannya memberikan gambaran tentang fungsi intelijen yang diemban JIATF-S, yang mencakup empat hal, yaitu pertama, struktur komando bersama, antar lembaga, dan internasional. Kedua, proses “targeting” yang mencakup ‘Find, Fix, Finish, Exploit, Assess, Disseminate’ (F3EAD). Ketiga, tentang information/intelligence sharing di United States, dan keempat adalah penggunaan ketiga hal diatas kedalam US Special Forces. Dikatakannya, misi JIATF-S adalah mendeteksi dan mengawasi illicit trafficking, baik pada domain maritime maupun udara, untuk memfasilitasi lembaga-lembaga dan internasional.
Materi yang disampaikan kedua pembicara itu menarik minat para peserta, pasalnya cukup banyak pertanyaan yang dilontarkan. Bukan hanya Kepala Bakamla RI/IDNCG Laksdya Taufik dan Deputi Operasi dan Latihan Laksda Bakamla Cokky Hutabarat, para stafpun memiliki keingintahuan atas materi yang diberikan, sebagai bahan pemikiran dan perbandingan untuk Indonesian Coast Guard yang lebih baik kedepannya.
“Semua kuliah umum ini sangat bermanfaat bagi kita, karena kita sedang dalam proses berkembang, dan ini membuka wawasan kita untuk dapat mewujudkan Bakamla sebagai Indonesian Coast Guard yang lebih baik lagi”, ujar Laksdya Taufiq menutup sesi kuliah tamu.
Pewarta: Putri