PAPUA, BeritaBhayangkara.com – Untuk membentengi dampak negatif globalisasi pada generasi muda, Satgas PR 328/DGH berikan pelajaran lagu-lagu perjuangan dan Pancasila kepada pelajar SD yang berada di perbatasan RI-PNG.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif 328/DGH, Mayor Inf Mayor Inf Erwin Iswari, S.Sos., M.Tr (Han), dalam rilisnya di Keerom, Papua, Rabu (13/3/2019).
Diungkapkan Dansatgas, penurunan dan pengamalan nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila di kalangan generasi muda saat ini sungguh mengkhawatirkan.
“Jika ditelaah secara cermat, korban dari pengaruh globalisasi adalah generasi muda. Tidak hanya di perkotaan, juga di daerah. Sering kita dengar atau lihat berbagai perilaku radikal atau menyimpang yang dilakukan anak-anak remaja,”ujar Erwin.
Mengapa terjadi?, lanjut Erwin, itu dikarenakan maraknya konten negatif yang terkandung dalam HP, komputer, televisi, game, termasuk buku atau majalah yang tidak terpantau secara terus menerus oleh orang tua maupun guru sekolah.
“Anak-anak kadang menyembunyikannya, ini tentu menyulitkan. Untuk itu, kita tidak hanya melarang atau membatasi, namun juga harus memberikan penguatan mental dan spiritual kepada mereka,” tegasnya.
“Belum lagi, kuantitas dan kualitas pendidikan seperti anak-anak di wilayah perbatasan yang dapat dikatakan kurang, akan menjadi resistensi sendiri,”imbuhnya.
Oleh karenanya, menurut Erwin, Satgas yang dipimpinnya mencoba memasukan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dalam berbagai kesempatan kepada anak-anak remaja.
“Baik di luar maupun di sekolah, saat anggota kita diberikan kesempatan mengajar atau berinteraksi dengan anak-anak di sekolah,” ujarnya.
“Seperti yang dilakukan oleh Serda Wasnoto di SD YPK Mahanaim,”imbuhnya.
Untuk diketahui SD YPK Mahanaim berada di Kampung Yeti, Distrik (Kecamatan) Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua.
“Ingat, pendidikan tidak hanya membuat anak pintar dan terampil saja, melainkan harus membekali mereka sikap, karakter dan mental sebagai manusia Indonesia seutuhnya,” tandasnya.
Senada dengan yang disampaikan Dansatgas, Serda Wasnoto menjelaskan bahwa yang dilakukannya tersebut dikarenakan rasa peduli dan kekhawatirannya terhadap anak-anak yang masih lugu itu.
“Meski mereka dapat dikatakan belum mendapatkan pendidikan seperti rekan-rekannya di daerah lain, setidaknya mereka memiliki semangat nasionalisme dan karakter kebangsaan yang lebih,” harapnya.
“Kenapa, karena keberadaan Satgas yang setiap hari berada di sekitar mereka,” tambahnya.
Apalagi, lanjut Wasono, Kepala Sekolah SD Mahanaim, Bapak David (47 tahun) begitu peduli dan meminta agar Satgas membantu sekolah mendidik anak-anak.
“Beliau meminta kita untuk mengajarkan anak-anak kedispilinan dan kecintaan terhadap tanah airnya,” ujarnya.
“Kesempatan tersebut, tidak hanya kita gunakan untuk melatih baris berbaris saja. Kita ajarkan lagu-lagu perjuangan serta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,”tegasnya.
Menurutnya, lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan secara bersama-sama tersebut dapat menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme serta semakin menumbuhkan kecintaan kepada tanah air.
“Kita ambil dari kebiasaan tentara jika sedang latihan. Kita selalu bernyanyi (lagu perjuangan) agar terus bersemangat dalam menunaikan tugas apapun. Hasilnya dapat kita lihat langsung, anak-anak pun selalu mengikuti kegiatan dengan penuh semangat,”tuturnya.
Untuk makin menambah semangat anak-anak, tambah Wasnoto, personel Satgas pun memberikan hadiah berupa buku tulis dan alat tulis ketika mereka dapat menjawab berbagai kuis yang diberikan di tengah kegiatan.
“Walaupun terik matahari, anak-anak sangat antusias dan ceria selama dilatih oleh personel Satgas, apalagi diselingi dengan dengan permainan,”pungkasnya.
Pewarta ; Putri