banner 160x600
banner 160x600
ADV Space 970x250

Khitanan Massal di Tengah Rajutan Damai Wakal-Hitu

Rekonsiliasi dan merajut damai antara Negeri (Desa) Wakal dan Negeri Hitu, Satgas menggelar khitanan massal untuk anak-anak kedua negeri itu.

MALUKU, BeritaBhayangkara.com – Di tengah semangat rekonsiliasi dan merajut damai antara Negeri (Desa) Wakal dan Negeri Hitu, Satgas menggelar khitanan massal untuk anak-anak kedua negeri itu.

Tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 711/Rks, Letkol Inf Fanny Pantouw, dalam rilis tertulisnya di Maluku Tengah, Minggu (17/3/2019).

Diungkapkan Dansatgas, Negeri Wakal dan Negeri Hitu, secara administratif berada dalam Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, berjarak kurang lebih 36 Km dari pusat Kota Ambon.

“Beberapa waktu lalu, karena kesalahpahaman, kedua desa ini saling bertikai. Namun setelah dibantu mediasi melalui berbagai komponen masyarakat terutama para pemuda kedua negeri, arah rekonsiliasi mulai terbangun,”terangnya.

“Berbagai kegiatan kita adakan, seperti karya bakti, tatap muka, pengajian dan kesenian Marawis, serta berbagai komunikasi sosial lainnya kita lakukan untuk membangun kembali kebersamaan dan persaudaraan diantara warga ini,”tambahnya.

Seperti yang dilakukan Satgas saat ini, setelah berhasil membuat tim gabungan Marawis kedua negeri dan tampil bersama saat HUT KOREM 151/Bny, kini mereka menggelar acara Bakti Sosial berupa Sunatan Massal di perbatasan kedua negeri itu.

“Dalam merajut damai di Negeri Wakal dan Hitu, kita bangun komunikasi diantaranya dengan menggelar bakti sosial sunatan massal gratis yang bertempat di perbatasan kedua negeri tersebut pada Sabtu (16/3/2019),”jelas Dansatgas.

Lebih lanjut, kata Fanny, selain Baksos khitanan massal juga ditampilkan hiburan Marawis Yonif 711/Rks yang berkolaborasi dengan pemuda Wakal-Hitu.

“Ini sebagai wujud kita menyatukan pemuda kedua kampung dalam satu wadah menjalin keakraban dan kebersamaan,”sambungnya

“Kehadiran Marawis ini bertujuan untuk menghibur masyarakat sekaligus ibadah, agar mereka melupakan kenangan pahit yang pernah terjadi,”terang Fanny.

Dijelaskan Fanny, tampak anak-anak yang akan dikhitan awalnya merasa takut, namun setelah dijelaskan bahwa teknik khitan kali ini tidak mengeluarkan darah sedikitpun dan setelah dikhitan bisa langsung menggunakan celana, akhirnya banyak anak-anak yang berminat.

Sahdan misalnya, putra dari ibu Wa Dundu (50), seorang warga Negeri Kawal, selama dikhitan bisa terus tersenyum karena tidak merasakan apa-apa.

Para orang tua juga terbantu dan senang sekali dengan kegiatan ini karena dapat membantu meringankan biaya mereka apabila melakukan khitan di rumah sakit.

“Kami senang sekali dan sangat berterima kasih atas program ini, sehingga anak kami bisa disunat tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun,” tukas Wa Dundu.

Dirinya berharap, kegiatan seperti ini kedepannya dapat terus berlanjut karena acara ini sangat bagus bagi warga kepulauan di Maluku ini.

“Kegiatan ini sungguh membantu orang-orang kepulauan yang membutuhkan Terima kasih Pak TNI, semoga semakin sukses dan terus menebar manfaat,”pungkasnya.

Pewarta ; Putri